Beberapa Catatan Dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallaahu Alaihi Wa Sallam (Kedua)
Beberapa faidah ini kami sarikan dengan mengambil istimbath/kesimpulan dari kitabsifat Shaum Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam fi Romadhon karya dua penulis yaitu syaikh Ali Hasan Abdul Hamid Al-Halabiy dan syaikh Salim bin Ied Al-Hilaliy Hafidzohumallahu.
Kami usahakan sajikan dengan bahasa yang cukup ringan agar memudahkan bagi pembaca karena buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang cukup ilmiah. Kami juga tambahkan dari beberapa sumber lain sebagai pelengkap. Semoga bermanfaat
…LANJUTAN…
4.Tidak boleh berpuasa dihari yang meragukan
Yaitu satu atau dua hari menjelang bulan Ramadhan. Karena masih diragukan apakah sudah masuk Ramadhan atau tidak. Dari Abu Hurairah Radhiallohu ‘anhu berkata, mendengar Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تقدموا رمضان بصوم يوم أو يومين, إلا رجلا يصوم صوما فليصومه
“Janganlah kalian medahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali orang yang telah rutin berpuasa maka berpuasalah. [HR. Muslim no. 573]
Maksud “ kecuali orang yang telah rutin berpuasa” di jelaskan oleh Imam An-Nawawiy Rahimahullahu, beliau berkata,
“Pada hadist ini adanya penegasan larangan menyambut Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari bagi orang yang tidak berpas-pasan kebiasaannya [berpuasa] atau tidak menyambung dengan [puasa] sebelumnya… jika kebiasaannya berpuasa hari senin [puasa senin-kamis, pent] atau yang lain, dan bertepatan dengannya [hari yang meragukan], maka puasa sunnahnya dengan niat tersebut boleh berdasarkan hadist ini” [Syarh Muslim An-Nawawiy 7/194, As-syamilah]
5. Persaksian hilal masuknya Ramadhan cukup satu orang sedangkan masuknya Syawal dua orang
Sebelumnya kami menegaskan bahwa penentuan masuknya bulan Ramadhan hanya melalui ru’yatul hilal [melihat hilal], karena banyaknya hadist mengenai hilal, sedangkan cara hisab dan penanggalan tidak dipakai oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam padahal saat itu sudah ada kalender dan penanggalan. Karenanya cukup mengheran jika ada kelompok yang beberapa minggu sebelum Ramadhan telah menetapkan tanggal sekian mulai bulan Ramadhan.
Hadist yang menunjukkan dua orang saksi,
صوموا لريته, و أفطروا لرؤيته, و انسكوا لها, فإن غم عليكم فأكملوا ثلاثين, فإن شهد شاهدان فصوموا و أفطروا
“Puasalah kalian karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihat hilal, jika kalian tertutupi awan, maka sempurnakanlah [bilangan bulan Sya’ban] tiga puluh hari, jika dua orang bersaksi, berpuasalah kalian dan berbukalah” [HR. Al-Bukhari no. 1776, An-Nasa’i 4/132, Ahmad 4/321, Daruqutni 2/167]
Hadist yang menunjukkan cukup satu saksi saja untuk masuk bulan Ramadhan, dari Ibnu Umar Radhiallohu ‘anhuma berkata,
تَرَاءَى النَّاسُ الْهِلَالَ فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي رَأَيْتُهُ فَصَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ
“Manusia melihat-lihat hilal, kemudian saya sampaikan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwaaku melihatnya (hilal). Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa” [HR. Abu Dawud 2342, Ad-Darimiy II/4, Ibnu Hibban 871, Al-Hakim I/423, Al-Baihaqiy IV/212, dishohihkan oleh Ibnu Hajar Rahimahullahu dalam Talkhisul Khobir II/187]
Kedua hadits diatas tidak bertentangan mengenai jumlah saksi untuk masuk bulan Ramadhan karena jika satu saksi saja diterima, apalagi jika dua saksi tentu lebih diterima.
6. Puasa Asyura’ sebelumnya wajib kemudian menjadi puasa sunnah setelah diwajibkan Ramadhan
Mengenai puasa Asyura’ yaitu tanggal 10 Muharram, dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha berkata,
“Dahulu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan puasa ‘Asyura, ketika diwajibkan puasa Ramadhan, maka bagi yang mau berpuasa [‘Asyura] dan bagi yang mau berbuka diperbolehkan. [HR. Al-Bukhari IV/216, Muslim 1135]
INSYAALLAH BERSAMBUNG…
Demikian semoga bermanfaat
@Laboratorium Klinik RS DR. Sardjito, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/beberapa-catatan-dari-kitab-sifat-shaum-nabi-shallallaahu-alaihi-wa-sallam-kedua.html